Terjemahan
Dari Abu Qatadah r.a., katanya, Rasulullah SAW bersabda: “Aku berharap kepada Allah agar puasa hari Asyura dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Ibnu Majah, no. 1738)
Penjelasan
1. Bulan Muharram disebut bulan Allah yang tidak disebutkan pada bulan-bulan lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa jika sesuatu dipercayakan kepada Tuhan maka menjadi sesuatu yang mulia.
2. Puasa di bulan Muharram sama baiknya dengan puasa setelah puasa di bulan Ramadhan karena Muharram merupakan awal tahun Hijriyah, maka sangat dianjurkan untuk memulainya dengan amalan puasa yang merupakan amalan yang paling utama. Imam al-Qurthubi mengatakan: “Puasa Muharram adalah puasa yang paling utama karena Muharram adalah awal tahun baru, jadi pembukaannya adalah dengan puasa yang merupakan amalan (utama) yang paling afdhal.” Di akhir hayatnya, Nabi SAW suka membedakan ibadah umat Islam agar bertentangan dengan ibadah umat Yahudi yang hanya berpuasa pada hari Asyura dan diwajibkan bagi umat Islam berpuasa sehari sebelumnya. adalah pada tanggal 9 Muharram atau lusa pada tanggal 11 Muharram bersamaan dengan puasa hari ‘Asyura dengan maksud untuk berbeda dan berbeda dengan puasa orang Yahudi. al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (hal. 245-246) mengatakan: “Puasa Asyura ada tiga tingkatan: Pertama, puasa Asyura saja. Kedua, puasa Asyura disertai dengan puasa Tasu’a. Ketiga, Puasa Asyura disertai dengan Tasu puasa ‘a dan puasa tanggal 11 Muharram.”
3. Oleh karena itu, perbanyaklah amalan di bulan Muharram ini dengan berpuasa terutama di hari Asyura karena puasa di hari itu saja sudah bisa menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.
Sumber rujukan:
- Kitab Sahih Muslim
- Kitab Sunan Ibn Majah
- Syarh Sahih Muslim Li An-Nawawi
- Kitab Fathul Bari